BLOK-A – Beberapa waktu lalu, Dorna dan Federasi Balap Motor Internasional (FIM) berkesempatan berkunjung ke Indonesia untuk melihat perkembangan pembangunan sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun sayangnya, setelah melihat kesiapan dari Sirkuit Mandalika, Dorna Sports, FIM serta ITDC dan MGPA memutuskan untuk menunda MotoGP Indonesia hingga setidaknya tahun depan. Padahal pada musim balap tahun ini Grand Prix Indonesia sudah berhasil masuk dalam daftar sirkuit cadangan.
Selain berhasil masuk dalam daftar sirkuit cadnagan MotoGP, pada 14 November mendatang sirkuit Mandalika seharusnya bisa menggelar ajang balap World Superbike (WSBK).
Carmelo Ezpeleta selaku CEO dari Dorna menyatakan bahwa Grand Prix Indonesia merupakan salah satu Grand Prix yang akan sangat ikonik mengingat banyaknya penggemar MotoGP yang ada di Indonesia.
Namun, pada Jumat (9/4) saat akun Twitter resmi @MotoGP membagikan dokumentasi saat kunjungan Dorna dan beberapa pihak lainnya diunggah, netizen banyak membalas dengan mengingatkan pihak MotoGP bahwa pembangunan Sirkuit Mandalika masih bermasalah dengan Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR).
Beberapa waktu lalu OHCHR sempat secara resmi mendesak Indonesia untuk segera menyelesaikan dan tetap menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini disebabkan OHCR merasa pembangunan ini akan memicu perampasan tanah yang kasar, penggusuran paksa terhadap masyarakat adat Sasak, serta intimidasi dan ancaman terhadap pembela hak asasi manusia.
“Motogp dan Dorna sebagai pemimpin harus memastikan hak asasi dihormati dan mereka yang telah dipaksa pergi menerima kompensasi yang sah. @MotoGP dan @F1 adalah orang-orang yang harus bertindak sekarang. Baca laporan @UNHumanRights,” balas akun Twitter @petersevenemang di postingan MotoGP.
International Relations Student
Discussion about this post