KOTA MALANG – Ada modus baru pencurian di Kota Malang. Sebuah rumah milik Harsono di Sawojajar kehilangan perhiasan emas seberat 5 gram karena kemalingan oknum petugas kesehatan. Pria yang berlaku kejahatan itu mengaku petugas dari RS Lavalette, Selasa (17/2).
Kapolsek Kecamatan Kedungkandang, Kompol Yusuf Suryadi mengatakan, okum petugas RS Lavalette tersebut berpura-pura melakukan penyemprotan disinfektan ke kediaman korban.
Pasalnya, suami korban telah meninggal karena Covid-19 beberapa hari yang lalu.
“Dan pelaku yang berpakaian seperti preman datang menggunakan sepeda motor Honda Supra X berpura-pura menawarkan apakah perlu dilakukan penyemprotan di rumah sepeninggal suaminya meninggal,” kata Yusuf.
Waktu itu posisi rumah korban sepi. Hanya ada korban dan anak perempuan korban. Mendapati pertanyaan tersebut, anak korban yang baru pulang dari Bali, langsung menanyakan ke korban.
“Akhirnya korban memutuskan untuk melakukan penyemprotan hari ini (Selasa (17/2),” ujar Yusuf.
Mendapat restu dari korban untuk melakukan penyemprotan, pelaku izin pulang terlebih dulu untuk mengambil perlengkapan penyemprotan.
Selang beberapa jam, pelaku kembali lagi ke rumah korban. Lengkap dengan alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat, masker dan penyemprot disinfektan.
“Namun ada kecurigaan dari pelaku di sini. Pelaku memang memakai (APD). Tapi hanya sandalan dan tidak pakai sarung tangan. Bahkan alat semprotnya pakai semprotan burung,” imbuh dia.
Meskipun begitu, korban masih percaya dan membiarkan pelaku untuk masuk ke rumah. Bahkan saat pelaku menutup pintu kamar korban dan menyemprot, korban pun masih percaya.
Kata Yusuf, pelaku mengaku menutup kamar karena merupakan protap atau standar penyemprotan disinfektan.
“Korban sempat mendengar ada suara laci terbuka. Korban pun sempat batuk kecil atau berdehem untuk memberikan tanda ada kecurigaan ke pelaku,” tutur dia.
Karena merasa dicurigai, pelaku langsung berpura-pura mengembalikan handphone anak korban yang tertinggal di kamar.
“Jadi pelaku ini pintar untuk membuat percaya korban, handphone anak korban di kamar di kembalikan. Jadi korban pun lantas percaya,” tutur dia.
Setelah melakukan penyemprotan pertama. Pelaku mengatakan kepada korban untuk tidak memindahkan apapun barang dan membersihkan barang-barang yang sudah disemprot.
Pelaku akan kembali pulang terlebih dahulu untuk penyemprotan kedua.
“Pelaku bilang biar cairan disinfektan itu sampai mengering saja. Dan pelaku mengatakan akan kembali lagi untuk penyemprotan kedua,” imbuh Yusuf.
Korban pun menurut arahan dari pelaku. Tidak ada barang atau apapun di kamar yang dipindahkan. Korban pun juga sempat mengecek barang berharga di laci lemari juga tidak hilang.
“Jadi korban percaya pada waktu itu. Tapi kami menduga pada penyemprotan pertama itu digunakan pelaku untuk memetakan letak barang berharga di rumah itu,” tutur dia.
Selang beberapa waktu, kembali lah pelaku untuk ketiga kalinya ke kediaman korban. Pelaku anehnya tidak menggunakan APD lengkap.
“Pelaku hanya menggunakan face shield dan masker tidak ada baju hazmat. Tapi karena korban terlanjur percaya dibiarkan saja pelaku menyemprot dengan metode yang sama pada penyemprotan pertama. Pintu kamar ditutup saat melakukan penyemprotan,” kata Yusuf.
Tidak ada kecurigaan apapun. Pelaku melenggang lancar melakukan aksinya. Hingga akhirnya pelaku pulang membawa 8 perhiasan seberat 5 gram di kamar tidur korban.
“Dan korban sadarnya baru Rabu (17/2) saat mengecek kotak perhiasannya dan menghilang,” tutup dia.
Netflix Lover. Punya Cita-Cita Kalau Malam Tidak Makan Indomie. Gemini
Discussion about this post