Sejumlah berita humaniora pada Senin yang banyak mendapat perhatian pembaca dan masih menarik untuk disimak pagi ini, mulai dari RUU tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) masuk Prolegnas hingga BRIN pacu riset rekayasa genetik.
Â
Adapula warta tentang dorongan Mensos agar pemulung mampu gapai pendidikan tinggi demi ubah nasib, serta Pemda harus awasi program makan bergizi.
Â
Berita-berita tersebut dapat kembali disimak dalam ringkasan berikut.
Â
Â
Rapat Paripurna DPR RI Penutupan Masa Sidang I Tahun Sidang 2024—2025 menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) masuk dalam Program Legislasi (Prolegnas) Prioritas DPR RI Keanggotaan 2024–2029.
Â
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menekankan pentingnya pendidikan hingga sekolah tinggi bagi para pemulung di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk menggapai taraf kehidupan sejahtera.
Â
“Kalau bisa, anak-anaknya sekolah sampai lulus kuliah. Insya Allah presiden berikutnya dari kalangan warga di sini,” kata Mensos Saifullah Yusuf di sela penyerahan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) kepada pemulung di lokasi setempat, Senin pagi.
Â
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan tetes imunisasi polio kepada anak-anak di SD YPK I Syalom Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, sebagai upaya percepatan implementasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di daerah itu.
Â
“Pemberian imunisasi ini untuk mencegah penyakit polio pada anak, sehingga kami turun ke sekolah ini untuk memastikan implementasi imunisasi itu berjalan baik dan lancar,” kata Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan kunjungan kerja ke Papua Barat Daya untuk mengecek capaian implementasi PIN Polio, Senin.
Â
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memacu perkembangan riset sumber daya hayati untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
Â
Â
Â
Tim V Pelaksana Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengingatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk memastikan pengusaha katering yang ditunjuk memiliki dapur yang higienis agar makanan yang diberikan kepada siswa tidak terkontaminasi kuman.
Â
“Jangan sampai program makan siang gratis ini, yang bertujuan untuk meningkatkan gizi para pelajar, justru ada yang mengalami diare gara-gara makanan yang dimungkinkan terkontaminasi sesuatu,” kata Sekretaris Tim V Pelaksana Uji Coba Makan Bergizi Gratis Wantimpres Nevy Dwi Soesanto, didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kudus Harjuna Widada di sela-sela peninjauan dapur Katering Eco Roso di Kudus, Senin
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Berita terkini dan terpercaya Indonesia – ANTARA News
Discussion about this post