“Ketika saya turun di lapangan ternyata banyak lansia ngebrok yang tidak bisa jalan dan beberapa tinggal sendiri. KPU punya kewajiban mendatangi mereka bagaimana polanya nanti. Yang penting, jangan sampai hak pilih mereka tidak terfasilitasi atau golput,” ujar Cawali Kota Madiun Maidi di sela kegiatannya “blusukan” ke warga lansia di Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun, Senin.
Sesuai data, ada sekitar 200 orang warga Kota Madiun yang tergolong dalam lansia gebrok. Mereka memiliki hak pilih dan mestinya difasilitasi dalam gelaran pilkada nanti.
Dalam kesempatan itu, Cawali petahana itu menggunakan waktu untuk menyerap keinginan warga dari kategori tersebut.
“Kita lihat, kita dengarkan, dan kita inventarisasi kesulitan apa yang warga alami. Ada usia produktif jadi tidak produktif karena harus mengurus lansia. Inilah nanti dioptimalkan pondok lansia,” kata Maidi.
Menurutnya, optimalisasi pondok lansia perlu dilakukan untuk merawat lansia. Dengan begitu, keluarga yang masuk kategori produktif tidak terganggu kegiatannya, terlebih dalam hal kegiatan ekonomi.
“Adanya orang tidak produktif satu, akhirnya memengaruhi orang yang produktif. Ini jadi PR ke depan,” kata dia.
Maidi memastikan program bantuan akan terus bergulir seandainya kelak dia diberi amanah menjadi wali kota kembali. Selain itu, semua fasilitas peningkatan SDM, seperti beasiswa, laptop, seragam, dan angkutan gratis tetap berjalan. Bila perlu ditingkatkan.
“Seorang pemimpin harus tahu situasi, pemimpin harus tahu perasaan yang dipimpin. Kalau kita tidak turun seperti ini, kita tidak akan tahu,” kata calon petahana tersebut.
Ia menilai, pemkot setempat cukup peduli dengan kesejahteraan warganya. Seperti halnya program penataan permukiman padat penduduk di kawasan Kali Gempol. Program sanitasi, pavingisasi, dan lampunisasi telah berjalan. Dengan program itu, kualitas kesehatan dan kesejahteraan warga setempat dapat ditingkatkan.
Terpisah, calon Wakil Wali Kota (Cawawali) nomor urut 2, F Bagus Panuntun juga menggelar blusukan serupa. Panuntun menyambangi lansia non potensial alias ngebrok di Kelurahan Ngegong, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.
“Hajat lansia ngebrok harus tetap kita perjuangkan. Program yang telah berjalan harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan,” katanya.
Melalui agenda tersebut, pihaknya banyak menyerap bahwa warga dari kategori minor tersebut menaruh harapan besar agar tetap mendapat perhatian pemkot. Tak hanya lansian non-potensial, warga disabilitas juga harus mendapat perlakuan sama dalam menyalurkan hak pilihnya nanti.
Berita terkini dan terpercaya Indonesia – ANTARA News
Discussion about this post