Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis malam, Budi menyebutkan bahwa peresmian layanan eksekutif RSAB ini didasarkan pada kemampuan dan fasilitas alat-alat tes yang sangat lengkap dan mampu memberikan hasil yang sangat baik.
Pengembangan layanan eksekutif RSAB, katanya, dilakukan sebagai upaya dalam pemerataan akses layanan ibu dan anak yang berkualitas bagi masyarakat dan sebagai layanan rujukan nasional.
Budi menambahkan, RSAB Harapan Kita berupaya untuk memenuhi ketersediaan alat yang canggih dan lebih berkualitas untuk diagnostik dan terapi, khususnya pada penyakit ibu dan anak.
Dia melanjutkan, RSAB Harapan Kita juga dikenal dengan program bayi tabung. Program ini merupakan upaya Kemenkes untuk membantu pasangan yang telah menikah, tetapi belum memiliki anak selama bertahun-tahun.
“Ketemu tuh contohnya, seperti ini yang tadi nggak bisa punya anak selama lima tahun. Pas datang ke RSAB dapat anak langsung tiga,” dia menyebutkan.
Dalam sambutannya, Direktur Utama RSAB Ockti Palupi Rahayuningtyas menjelaskan, untuk mewujudkan inovasi pelayanan kesehatan, RSAB Harapan Kita mengembangkan pelayanan, meliputi Layanan Non-JKN dan Layanan Unggulan, seperti Klinik Edelweiss (Klinik Eksekutif), Klinik Amarylis (Klinik Sehat Eksekutif), Klinik Melati (Klinik Fertilitas), dan Klinik Utama Harapan Kita di Bintaro.
“Pengembangan layanan eksekutif dan pembentukan Klinik Utama Harapan Kita di Bintaro ini merupakan upaya RSAB dalam menangkap peluang untuk pelanggan sakit maupun sehat yang membutuhkan poliklinik eksekutif yang menyediakan fasilitas bagi pelanggan yang ingin mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanan kesehatan rawat jalan dengan menerapkan layanan one stop service,” katanya.
Ockti menjelaskan, sebagai pusat kesehatan ibu dan anak nasional, RSAB Harapan Kita memiliki program prioritas yang meliputi perbaikan pengalaman pasien, peningkatan kualitas pelayanan, serta peningkatan tata kelola rumah sakit.
“Perbaikan pengalaman pasien ini meliputi program perbaikan fasilitas pendukung, peningkatan kualitas pemberi layanan meliputi penanganan keluhan pasien, remunerasi berkeadilan, serta peningkatan tata kelola meliputi layanan non-JKN dan layanan unggulan,” ujar dia menambahkan.
Fatma, seorang ibu dari pasien RSAB yang berusia tujuh bulan bernama Rara, mengungkapkan bahwa ia sering datang ke RSAB untuk imunisasi dan pemeriksaan kesehatan anaknya. Fatma mengakui bahwa pelayanan di RSAB sudah sangat baik karena fasilitas yang memadai.
“Saya suka dengan pelayanan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Saya sering imunisasi anak saya di sini, dan juga waktu sakit flu saya periksanya juga ke sini karena pelayanannya juga cepat, alat-alatnya juga canggih dan dokternya juga oke,” kata Fatma.
Baca juga: Menkes luncurkan Portal SatuDNA, bank data kesehatan berbasis genomik
Baca juga: Menkes: Kekebalan terhadap Mpox bisa terbentuk dari vaksin cacar
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Berita terkini dan terpercaya Indonesia – ANTARA News
Discussion about this post