MALANG – Gempuran produk-produk teknologi saat ini ternyata membawa pengaruh besar terhadap penggunaan drone atau pesawat nirawak. Tidak jarang, sebuah drone mengalami interferensi saat melintas di dekat perangkat tersebut karena berebut frekuensi.
Sementara, produk teknologi yang saat ini bermain di frekuensi 2,4 GHz (single band) dan 5,8 GHz (dual band) semakin banyak. Mulai dari perangkat ponsel, WiFi, hingga perangkat komunikasi nirkabel antar gedung untuk mengirim data. Betapa penuhnya udara di sekitar kita dengan berbagai macam frekuensi sehingga situasi tersebut menuntut produsen drone mencari solusi dari masalah interferensi itu dan jawabannya adalah teknologi tri band.
Autel, sebagai produsen drone telah memikirkan hal itu. Pada awal tahun 2021, Autel telah meluncurkan drone dengan tiga pita frekuensi ini. “Autel adalah pelopor drone berteknologi tri band yang pertama kali ungkap Arya Dega” aktivis drone dan juga Penasehat Federasi Drone Indonesia (FDI), pada Kamis (7/4/2022).
Drone pertama kali muncul masih menggunakan single band dan berkembang menjadi dual band hingga saat ini. Banyak produk teknologi yang menggunakan frekuensi tersebut sehingga memunculkan kepadatan lalu lintas frekuensi di udara. Microwave, contoh Arya, adalah sumber interferensi tersebut. Microwave menggunakan gelombang elektromagnetik di frekuensi 2,4 GHz. Ada juga perangkat yang lain seperti ponsel, WiFi, remote control, dan masih banyak lagi.
Dengan teknologi tri band, kata Arya, kepadatan lalu lintas frekuensi di udara ini bisa teratasi sehingga transmisi sinyal drone tidak terganggu saat terbang di ketinggian. Apalagi, pita frekuensi 5,2 GHz masih sedikit penggunanya. “Keputusan Autel meluncurkan drone dengan dukungan penuh tri band ini adalah langkah yang cerdas”.
Drone merek DJI, kata Arya, mulai menerapkan perpindahan cepat frekuensi pada tipe drone DJI Phantom 4 series dan diberi nama Lightbridge. Seiring waktu, muncul lagi versi frekuensi yang lebih cepat yang diberi nama Ocusync ver 1, ver 2, dan seterusnya. Tapi semua itu masih dual band.
“Dalam hal ini (tri band), DJI kalah dengan Autel yang sudah meluncurkan teknologi tri band sejak 2021 lalu. Ada Autel Nano dan Autel Lite. Makanya soal harganya tembus Rp 14 juta,” bebernya. “Gila sih ini, keren. Drone tahun 2022 sudah harus wajib tri band. Kalau masih dual band ya udah itu ketinggalan jaman,” imbuhnya. Di Indonesia sendiri, Autel sudah mendapat respon positif dari masyarakat, khususnya pilot drone. Autel sendiri juga memiliki kualitas kamera yang baik terutama saat digunakan untuk foto dan video malam hari.
Kendati demikian, penerbangan drone pada malam hari tetap harus mengikuti regulasi penerbangan drone yang telah diatur dalam perundang-udangan dan CASR 107.
“Saran saya, setiap pilot drone wajib minimal satu kali pernah mengikuti sertifikasi pilot drone agar mengetahui apa dan boleh dan yang tidak boleh dalam menerbangkan drone di wilayah udara Indonesia,”tandasnya.
Vlogger, Reviewer & Drone Activist. Certified Remote Pilot. Indonesian ambassador for @Jobyinc @SYNCOMicrophone
Discussion about this post