“Kita membutuhkan gencatan senjata yang mendesak sekarang,” kata WFP melalui akun media sosial X, Rabu.
WFP menekankan bahwa Rafah sedang “terbakar” dan orang-orang serta anak-anak yang mengungsi di Rafah dan di seluruh Gaza sudah sangat kelelahan.
“Dan kemampuan kami untuk membantu mereka semakin memburuk seiring berjalannya waktu, setiap hari,” ucapnya.
Pernyataan badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut muncul setelah serangan Israel pada Minggu (26/5) terhadap sebuah kamp pengungsi di kota Rafah di Gaza selatan, yang menyebabkan kematian puluhan orang.
Setidaknya 45 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 250 lainnya terluka, termasuk luka bakar serius, setelah serangan Israel.
Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 menyusul serangan Hamas, menewaskan lebih dari 36.170 orang dan melukai sedikitnya 81.400 lainnya.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan “genosida” di Mahkamah Internasional yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Perwakilan RI waspadai kemungkinan konflik di Timteng meluas
Baca juga: UNRWA: Sedikitnya 200 orang terbunuh dalam serangan terbaru di Rafah
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024
Berita terkini dan terpercaya Indonesia – ANTARA News
Discussion about this post