REKAN MAGZ – Jika dulunya konten di dunia digital hanya sebatas untuk aktualisasi diri, di zaman sekarang konten di dunia internet juga penting bagi keberlangsungan bisnis. Maka itu, bisnis kreator digital pun mulai bermunculan. Salah satunya adalah Dako Brand and Communication yang digawangi oleh pasangan suami istri, Danis Kirana dan Mario Wicaksono.
Tantangan Menerjemahkan Keinginan Klien menjadi produk Visual
Di tim Dako punya cara agar bisa menghasilkan desain yang komunikatif. Mario bercerita, tim Dako punya 11 pertanyaan dasar yang ahrus dijawab klien untuk menggambarkan masalah, apa yang ingin disampaikan hingga feel yang ingin disampaikan. Semua pertanyaan dasar ini merupakan pegangan dasar bagi tim untuk membuat gambaran sesuai persepsi.
Kalau nggak sesuai, berarti masih keliru, dan itu ditarik pendapat ke semua tim. Menurutmu persepsinya apa, menurut kamu lagi persepsinya ini apa, sampai dapat semua pendapat, sampai dapat goal persepsinya yang sesuai, ujar Mario yang sudah mengelola bisnis sejak lulus SMA ini. Istilahnya ada revisi ke tim dulu sebelum revisi ke klien. Kalau udah cocok di tim baru diajukan ke klien.
Hal ini juga diamini oleh Mario, mengingat relasi jangka panjang yang harus dibangun. Banyak banget yang kirim proposal hari ini, tapi baru deal enam bulan atau satu tahun ke depan. Tugas kami harus tetap eksis aja selama waktu itu. Nggak harus follow up juga, nggak perlu langsung tembak tentang project-nya, nggak perlu intens. Jejaringnya saja yang perlu diperbanyak.
Pandemi Datang, Berkompromi dengan Berkomunikasi
Pandemi akibat Covid-19 di tahun ini, turut mengubah banyak rutinitas yang dilakukan sehari-hari. Di tim Dako sendiri sebetulnya sudah terbiasa bekerja secara online sehingga ketika harus bekerja di rumah saja selama pandemi, semuanya bisa terkendali.
Namun, Danis mengakui bahwa tetap saja intensitas dan feel saat bekerja di rumah saja selama pandemi menjadi kendala. Oleh karenanya, perlu dibangun ritual agar komunikasi dan koordinasi tetap berjalan dengan baik.
Kami bikin kesepakatan bersama untuk komunikasi kita via platform apa, di jam jam khusus. Di situ kami nggak cuma ngobrol soal pekerjaan, tapi bisa membahas tentang yang teman-teman butuhkan cerita Danis.
Berbisnis ibaratnya adalah sekolah seumur hidup, di mana kita belajar langsung dari kasus di lapangan. Begitu pula dengan komunikasi yang harus terus diasah dengan berbagai tantangan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Kolaborasi menjadi jantung dari misi kami bersama, cerita menjadi darah dari apa yang Rekan bawa sejauh ini. Kami bersama-sama membagikan ide, topik dan opini sebagai wawasan untuk dunia kreatif dalam berbagai perspektif.