REKAN MAGZ – Kaliwatu Group Indonesia adalah satu unit bisnis yang merasakan dampak besar karena pandemi Covid-19 ini. Menyerang kesehatan, ternyata dampak Covid-19 lebih besar dari yang diperkirakan. Terumata dampaknya yang menghantam dunia bisnis pariwisata dunia.
Tak berhenti bergerak, bisnis yang dulunya berfokus di bidang training dan kegiatan olahraga outdoor ini, memutar otak dan berani mengambil langkah perubahan besar di tengah badai yang menerpa. Seperti yang dikisahkan oleh Anggara Jaya Wardhana, Manager Marketing Kaliwatu Group.
Banting Setir Hadapi Pandemi, Maksimalkan Kemampuan Bercocok Tanam
Ketika seluruh tempat publik di Batu harus ditutup demi mencegah penyebaran Virus Covid-19, Kaliwatu sangat merasakan dampaknya. Seluruh investasi yang sedang berjalan, saat pandemi langsung terjun bebas karena tidak bisa beroperasi hingga sebulan pertama penutupan.
Anggara bercerita, bahwa kebutuhan pokok menjadi sasaran pertama peluang yang langsung digarap demi menyelamatkan operasional bisnis. Untuk memenuhi kebutuhan pasokan sayur mayur, Kaliwatu melibatkan para Sahabat Kaliwatu yang terlibat selama ini membantu Kaliwatu, seperti menanam bunga sayur, dan sebagainya, serta punya ladang.
Menurut Anggara, berpikir cepat, taktis, dan praktis sangat penting dalam kondisi terdesak seperti sekarang ini. Dari sang Founder Kaliwatu Group. Pak Ro, Anggara belajar pentingnya reskill. Reskill itu skill yang sudah kita punya di bisnis utama kita, coba tinggalkan sejenak. Lalu kita lihat peluang apa yang muncul. Lalu kita belajar lagi dari basic, belajar ulang dan kita praktekkan. Di tengah ketakutan pandemi mau gak mau kita harus tetap survive.
Bidik Peluang Bisnis Kopi agar bisa bertahan hidup
Setelah mencoba berkecimpung dalam bidan penyediaan bahan makanan, nyatanya kebutuhan operasional pun masih belum bisa tertutupi dengan baik. Kaliwatu pun menemukan peluang yan baru di bisnis kuliner, tepatnya kopi. Mungkin belum banyak masyarakat yang tahu bahwa Batu sendiri punya potensi kopi lokal yang mulai menggeliat. Berangkat dari ide inilah Kaliwatu Cafe pun dibangun. Kaliwatu Cafe akhirnya mendedikasikan lokasi ini, sebagai etalase petani lokal untuk menjual produk mereka.
Kondisi yang dialami oleh Kaliwatu Group dan banyak bisnis serupa memang tak dikehendaki siapapun. Namun, kondisi ini memberikan pelajaran kita tentang pentingnya investasi sebagai penopang.
Selain investasi dalam bentuk aset, yang tak kalah pentingnya adalah investasi dalam hal SDM. Minimal per orang punya dua kompetensi yang berbeda. Ini untuk menjamin keberlangsungan kehidupan pribadi mereka.
Pandemi yang datang tanpa aba-aba di kehidupan manusia di tahun 2020 ini menyadarkan kita tentang banyaknya hal yang perlu disyukuri. Kita yakin di Kaliwatu bahwa hidup itu adalah seni peran. Kita yakin bahwa saat kita di posisi ini, artinya kita mengambil persan seperti apa. Setelah kita mengambil peran otomatis tugas kita adalah melakukan yang terbaik di peran itu, tutup Anggara.
Kolaborasi menjadi jantung dari misi kami bersama, cerita menjadi darah dari apa yang Rekan bawa sejauh ini. Kami bersama-sama membagikan ide, topik dan opini sebagai wawasan untuk dunia kreatif dalam berbagai perspektif.